Kamis, 21 April 2011

agama jaina

AGAMA JAINA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seorang ahli falsafah bangsa India berkata mengenai Agama Jaina. Ia adalah suatu gerakan pemikiran yang bebas dari kekuasaan Weda-Weda, mempunyai sifat pemikiran Hindu umum, bangunannya didirikan atas asas takut dari pengulangan kelahiran dan lari dari kehidupan karena berlindung dari keburukan-keburukannya, puncaknya adalah zuhud dalam kebaikan hidup karena rasa takut dari bahaya-bahayanya,
tiangnya adalah latihan berat dan pengawasan diri yang melelahkan, pegangannya adalah tidak peduli kepada kenikmatan dan kepedihan, caranya adalah berhemat cermat dalam hidup, jalannya adalah ketuhanan tetapi bukan ketuhanan brahma. Para pengikut agama Jaina mengobati keinginan dan perasaan-perasaan dengan membinasakannya. Mereka memadamkan api kehidupan dengan tangan mereka sendiri dan mereka

Selasa, 12 April 2011

IKHWANUL MUSLIMIN


Masa-masa awal

Jamaah Ikhwanul Muslimin berdiri di kota Ismailiyah, Mesir pada Maret 1928 dengan pendiri Hassan al-Banna, bersama keenam tokoh lainnya, yaitu Hafiz Abdul Hamid, Ahmad al-Khusairi, Fuad Ibrahim, Abdurrahman Hasbullah, Ismail Izz dan Zaki al-Maghribi. Ikhwanul Muslimin pada saat itu dipimpin oleh Hassan al-Banna. Pada tahun 1930, Anggaran Dasar Ikhwanul Muslimin dibuat dan disahkan pada Rapat Umum Ikhwanul Muslimin pada 24 September1930[3]. Pada tahun 1932, struktur administrasi Ikhwanul Muslimin disusun dan pada tahun itu pula, Ikhwanul Muslimin membuka cabang di Suez, Abu Soweir dan al-Mahmoudiya. Pada tahun 1933, Ikhwanul Muslimin menerbitkan majalah mingguan yang dipimpin oleh Muhibuddin Khatib.
[sunting] Perkembangan 1930-1948

Kemudian pada tahun 1934, Ikhwanul Muslimin membentuk divisi Persaudaraan Muslimah. Divisi ini ditujukan untuk para wanita yang ingin bergabung ke Ikhwanul

Sabtu, 09 April 2011

paguyuban pambuka das sanga


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Setiap daerah/wilayah pastilah mempunyai sejarah yang berbeda-beda. Kemudian dari sejarah tersebut akan memunculkan suatu kepercayaan ataupun kegiatan yang bersifat mistis, karena mereka mempunyai tradisi leluhur yang selalu dijunjung tinggi untuk mempertahankan daerahnya. Dalam perkembangannya tradisi ini membentuk suatu komunitas seperti perkumpulan atau paguyuban, guna melangsungkan kegiatan leluhur mereka.   
Masing-masing wilayah itu memiliki pedoman sendiri