Rabu, 16 Februari 2011

PEMAKNAAN GENDER

     

Banyak aktivis gender maupun orang-orang yang mengatas namakan dirinya pembela kaum perempuan, mengartikan gender adalah symbol kebebasan kaum perempuan dari penjajahan kaum laki-laki, atau bahkan ingin mendobrak dominasi kehidupan perempuan atas laki-laki. Nah hal inilah yang membuat kita kadang salah kaprah gara-gara kita salah presepsi dan salah dalam memaknai makna gender sebenarnya. Celakanya ada sebagian kelompok terlalu mengagungkan gender dan menganggapnya sebagai agama baru mereka dengan alasan bahwa agamanya yang dianutnya tidak membawa manfaat apa-apa bagi kaum perempuan, mereka malah menganggap bahwa agamanya dan semua agama yang
ada hanya menguatkan dominasi perempuan.

  

Gender bagi aktivis gender dan kawan-kawannya adalah salah satu perjuangan dimana  kamu perempuan bisa setara dengan kaum laki-laki dalam menjalani kehidupan ini. Begitulah saya mengartikannya. Mari kita lihat kata manakah yang sering jadi masalah terhadap pemaknaan gender. Ya, benar kata setara nah gara-gara kata inilah orang ajdi mempunyai presepsi yang berbeda. Kenapa bisa begitu, kebanyakan orang mengartikan setara itu adalah sejajar, adil, sama rata, tidak gunjing. Nah saya lebih memilih memaknai setara dengan adil. Kenapa? Karena adil itu tempatnya berada ditengah-tengah maknanya antara yang ekstrim dan tidak. Saya memaknai adil karena setara itu tidaklah sejajar dan bukan mengenai kedudukan maupun hal yang lain.



Bila kata setara kita maknai adil kita akan lebih mudah dan jauh lebih ringan tuntutan kita dalam pemaknaan gender. Karena dalam setiap agama sebenarnya gender itu sudah ada namun kadang orang tidak mengetahuinya. Contoh di agama saya islam. Islam datang sejak awal sudah membawa gender kepada permasalahan agama dan kehidupan manusia. Seperti kita tahu dahulu kala pada sebelum islam datang bahwa orang-orang arab malu bila memiliki  anak perempuan dan membunuhnya bila rasa malu itu tidak tertahankan. Namun saat islam datang tradisi itu atau pemikiran tersebut mulai hilang, dan islam sangat memuliakan perempuan dengan sangat adil, ini ditandai dengan surat-surat yang bernama perempuan dari pada laki-laki. Seperti an-nisa (perempuan), mariyam, dan lain-lain. Dimana surat tersebut adalah bagian dari al-quran kitab suci pegangan umat islam.




Kemudian saya memaknai kata setara sama dengan adil adalah bahwa kaum perempuan dan kaum laki-laki itu memiliki tugas sendiri-sendiri yang diembannya sebagai khalifah fil ardy Atau pemimpin di bumi. Celakanya sebagian kaum pembela gender tidak melihat itu tapi mereka memaknai bahwa perempuan itu berhak melakukan pekerjaan atau tugas yang sama yang dilakukan oleh laki-laki. Sampai-sampai ada sebagian dari mereka menyalahkan tuhan dan menganggap tuhan telah berbuat tidak adil karena selalu mengangkat seorang nabi dari kaum laki-laki. Perlu kita ketahui bayangkan jika kaum laki-laki melakukan pekerjaan kaum perempuan, dan kaum perempuan mengerjakan pekerjaan kaum laki-laki saya rasa seperti kita menyuruh sapi untuk berkokok dan ayam untuk membajak sawah. Kita telah tidak menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, dan kita telah melakukan ke dzaliman yang amat besar karena tidak mampu berbuat adil.



Sebenarnya soal pekerjaan tidak ada yang lebih rendah dan tidak ada yang lebih tinggi yang di emban laki-laki maupun perempuan.  Seperti kaum laki-laki bekerja mencari nafkah keluarga tidak berarti kaum laki-laki lebih mulia pekerjaannya dan lebih tinggi derajatnya dari pada perempuan. Adapun kaum perempuan harus tunduk dan patuh kepada laki-laki, akrena setiap kelompok (disini yang saya maksud keluarga) membutuhkan seorang pemimpin untuk membawa kepada kesejahteraan bersama. Adapun kaum laki-laki sebagi pemimpin keluarga karena karakteristik kaum laki-laki yang lebih condong menggunakan akal fikirannya dari dapa kaum perempuan yang lebih condong menggunakan perasaannya. Karena seorang pemimpin itu haruslah memiliki keteguhan hati  dan kekuatan pikiran, yang hal itu hanya bisa dimiliki dengan memiliki akal sehat. Sedangakan perasaan yang dimiliki perempuan  sangatlah halus dan peka sehingga mudah goyah dalam memegang pendapatnya dan cenderung kurang kuat dalam menerima benturan pada pikirannya. Dan sebenarnya peran kaum perempuan tidaklah kalah pentingnya dari pada peran kaum laki-laki sebagai pemimpin. Ia berperan sebagi penyeimbang dan pelunak kekakuan kaum laki-laki, kaum perempuan akan lebih bisa mengontrol pikiran yang keras laki-laki dengan kehalusan perasaannya.



Dari penjelasan saya diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sebenarnya masalah gender itu sudah ada sejak dulu, dan menjadi sangat berbeda pemaknaannya pada zaman sekarang karena pemahaman yang berbeda, serta pemaknaanya yang berbeda pula. Nah setelah kita mengetahui tentang segala sesuatu hal tersebut, semoga kita tidak melampaui batas dalam melakukan segala sesuatu atau pun mengagungkan segala sesuatu, percaya atau tidak segala sesuatu yang dilakukan secara berlebihan atau melampui batas maka hasilnya akan mengecewakan.        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar